Nama latin : Cosmos Caudatus
Suku : Asteraceae
Nama daerah : Ulum raja (Sumatera/Melayu), Kenikir(Jawa).
Dekripsi : Tanaman perdu dengan tinggi 75-100 cm dan berbau khas. Batang tegak, segi empat, beralur membujur, bercabang banyak, beruas berwarna hijau keunguan. Daunnya majemuk, bersilang berhadapan, berbagi menyirip, ujung runcing, tepi rata, berwarna hijau. Bunga majemuk, bentuk bonkol, diujung batang, merah, benang sari bentuk tabung, kepala sari cokelat kehitaman, putik berambut, hijau kekuningan, merah. Buahnga keras, bentuk jarum, ujung berambut, masih muda berwarna hijau setelah tua cokelat. Biji keras, kecil, bentuk jarum, oanjang ±1 cm, berwarna hitam. Akar tunggang berwarna putih.
Kandungan kimia : Daun cosmos caudatus mengandung saponin, flavanoid polifenol dan minyak atsiri. Akarnya mengandung hidroksieugenol dan koniferol alcohol.
Bagian yang digunakan : Daun.
Khasiat : Kenikir banyak dikonsumsi masyarakat sebagai sayuran. Secara tradisional, daun ini juga digunakan sebagai obat penambah nafsu makan, lemah lambung, penguat tulang dan pengusir serangga. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa daun kenikir mengandung senyawa yang memiliki daya antioksidan yang sangat tinggi, dengan harga IC50 sekitar 70 mg/L. Senyawa yang bersifat antioksidan dapat memacu proses apoptosis melalui jalur intrinsik (jalur mitokondia). Pemacuan apoptosis merupakan salah satu cara penghambatan karsinogenesis. Senyawa radikal bebas dapat menghambat apoptosis melalui inhibisi pelepasan sitokrom c, dimana sitokrom c berperan dalam aktivitas protein-protein regulator positif apoptosis. Sifat anti oksidan yang dimiliki kenikir memungkinkan pengembangan tanaman ini sebagai agen kemopreventif.
Untuk menambah nafsu makan : dipakai ±100 gram daun segar kenikir, dicuci, dimakan sebagai lalap.